Skip to main content

Mahalnya Sebutan Ustad : LekMot, Lek Ocop, Kang Dun.


Guru ngaji pertama saya bernama Lek Mot (lek= paklik, bapak cilik). Nama aslinya Mahmud. Kini almarhum. Profesi utamanya tukang jahit, dan belakangan setelah istri dan anak beliau bisa menjahit, Lek Mot banting profesi jadi sales keliling makanan kecil ke toko-toko kelontong. Muridnya ratusan, dan jadwal ngaji berlangsung di bagian dapur rumahnya yang berdinding gedeg, dengan lampu petromak. Saya biasa mengaji selepas Maghrib hingga sholat Isya datang. Setiap murid seikhlasnya bayar urunan (iuran), yang dari uang yang terkumpul hanya cukup untuk beli lengo gas aka minyak gasoline. Tidak ada listrik di rumah beliau. Saya belajar ngaji di sini sejak mulai alif ba tak, hingga lancar baca Juz Amma.
Sampai beliau meninggal, saya, hampir semua orang di kampung, memanggil beliau cuma dengan sebutan "Lek Mot".

Guru ngaji kedua, masih "berjulukan" lek, tepatnya Lek Ocop (Yusuf). Beliau juga, profesi utamanya sebagai tukang jahit. Secara ekonomi Lek Ocop cukup berada ketimbang Lek Mot, tapi tetap kami tidak diwajibkan bayar apa-apa. Sepanjang pagi hingga petang beliau ke pasar untuk bekerja menjahit, dan selepas itu membimbing puluhan anak-anak belajar ngaji. Saya di sana hingga khatam "Quran gedhe" sekali.
Lek Ocop, tetap kami memanggil beliau demikian hingga bertahun-tahun saya tak lagi ngaji di sana. Tidak pernah jadi berubah jadi Ustad Ocop apalagi Ustad Yusuf.

Karena kampung saya bejibun pesantren dan tempat ngaji, setelahnya saya biasa sledrang sledreng kadang ngaji di surau atau datang di pengajian-pengajian orang tertentu. Begitu biasa kami menambah ilmu.
Sebetulnya saya ingin sekali mondok. Tapi ekonomi ibu saya tidak memungkinkan. Salah jika orang beranggapan mondok itu untuk orang-orang melarat seperti saya.

Guru paling berpengaruh dalam urusan ngaji mungkin "Kang Dun". Begitu ibu saya biasa memanggil Pak Saidun. Karena masih bersepupuan. Sebetulnya beliau adalah guru madrasah saya di pelajaran Tajwid. Dengan beliaulah, semua murid wajib mengkhatamkan Tajwid sebelum lulus madrasah, dan kudu hafal Surat Yasin. Ini adalah pelajaran yang sangat intens dan berat, terutama untuk seorang bocah sekolah dasar. Saya sering ketakutan manakala esoknya saya belum bisa memenuhi beberapa ayat Yasin yang harus saya setor hafalannya. Khusus pelajaran Tajwid mungkin tidak terlalu membebani, mungkin karena saya cukup bisa dan suka pelajaran ini.

Belakangan, karena begitu intensnya pelajaran sewaktu di madrasah, saya tak pernah lagi belajar Tajwid sewaktu di SMP, SMA. Pelajaran Tajwid di SMA bahkan sangat tertinggal ketimbang di madrasah.
Kang Dun ini guru yang luar biasa. Keras, tegas, dan ilmunya melimpah. Sering tiap kali saya berkunjung ke rumahnya, beliau sedang tepekur di aneka buku pengetahuan agama. Seorang putrinya hafiz sekaligus juara qori nasional. Seorang lainnya juga menyandang predikat qori nasional, dan satu lagi merajai di tingkat Jawa Timur. Saya sering memandangi dan iri dengan belasan trofi anak-anak Pak Saidun manakala datang ke rumah beliau.

Tapi ya itu, saya cuma menyapa beliau dengan panggilan "Pak Saidun", sama dengan panggilan yang diberikan pada orang-orang yang mengenalnya. Tidak nambah embel-embel "ustad" apalagi"kyai". Meski beliau sangat layak untuk dipanggil demikian.

Kata "ustad" di jaman saya di Malang, terasa sangat mahal sekali. Tidak hanya harus berpengetahuan luas tentang agama dan sekaligus mengajarkannya, predikat "ustad" biasanya juga disematkan pada mereka yang benar-benar dianggap zuhud, suka tirakat, dan tidak lagi meletakkan materi sebagai prioritas utama hidup.
Lha kok sekarang malah ada "ustad" yang tanpa malu ngobrolin masalah rumahtangganya di tivi-tivi. Ini yang geblek dianya atau orang-orang yang menjulukinya.
Oh ya, satu lagi guru ngaji saya, yang hampir lupa saya sebutkan. Saya biasanya memanggil beliau "Mbak Solikah".

Sumber : Sultan Yohana

Comments

Popular posts from this blog

Inilah 15 Fakta Seputar Remaja Masa Kini

Remaja teladan adalah, ketika telponan dengan pacar dia juga nyambi smsan sama selingkuhan. Inilah jaman dimana remaja lebih Merenungkan kenangan bersama mantan, ketimbang kenangan masa kejayaan kerajaan majapahit. Inilah jaman dimana remaja sering menggenggam handphone, ketimbang menggenggam tangan pacarnya. Inilah jaman dimana Anak remaja Indonesia sekarang pacaran selalu panggil mama papa, tapi gak tau berapa harga popok buat bayi nya. Inilah jaman dimana remaja lebih memilih update status sebelum makan, ketimbang membaca doa sebelum makan. Inilah jaman dimana anak muda Jaman sekarang lebih mengingat jasa-jasa Mantan daripada jasa-jasa Pasukan Majapahit. Inilah jaman dimana Wanita Remaja Indonesia lebih memilih memakai Behel dari pada memakai Beha. Inilah jaman dimana wanita remaja sekarang takut kehilangan HP nya di banding kehilangan keperawanannya. Inilah jaman dimana remaja tunduk karna handphone, dan bukan tunduk pada nasihat orang tua. Inilah jaman dimana

Rooting Android

Android sedang populer di waktu-waktu ini. Mungkin Anda juga salah satu orang yang baru saja membeli perangkat mobile ( Tablet PC atau  Smartphone )  ber Sistem Operasi Android. Anda mungkin banyak mendengar dari para pengguna Android yang menyarankan Anda untuk melakukan " Rooting " pada perangkat Anda namun Anda masih kurang jelas apa itu Root? Manfaat apa saja yang didapatkan? Resikonya apa? Serta, bagaimana cara melakukannya. Tulisan ini bertujuan untuk menjawab semua pertanyaaan Anda ini. Semoga dapat bermanfaat dan Anda dapat mengerti dengan jelas mengenai Rooting dan mampu memutuskan apakah Anda membutuhkan akses Root atau tidak.  Dengan pengalaman Saya yang sudah pernah memiliki dan menggunakan 4 perangkat Android sejak tahun 2010, (Acer Liquid E, HTC Desire Z, Acer Iconia A500 dan HTC Sensation XE with Beats Audio), saya akan mencoba untuk berbagi pengetahuan dengan bahasa yang lebih sederhana dan diharapkan dapat dimengerti oleh pengguna

Lagu Buat AYAH by Seventeen

Lagu yang diupload sejak 18 Juli 2012 ini telah mendapat viewer yang banyak, tidak hanya itu berbagai komentar yang datang pun beragam. Single lepas dari SEVENTEEN, sebagai jembatan ke Album terbaru. Lagu "AYAH" sebelumnya ada di dalam album "Lelaki Hebat". ini adalah versi terbaru. dengan nuansa akustik piano dengan latar string section. Artis : SEVENTEEN Lagu : Ayah Label : MAHAKARYA Management : Seventeen Management PH : Sharugo Visual Motion Director : Aditya Testarossa