Ditulis dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda
Berbicara tentang pemuda dan realitas Indonesia, rasanya bukan perkara ringan untuk diajak ngobrol santai, banyak hal yang bisa dilihat. Dan kemudian banyak hal yang bisa dibicarakan, paling tidak ada dua sisi yang bisa di angkat menjadi sebuah pembicaraan menarik. Baik itu saat diskusi antar forum, atau bahkan bisa menjadi sebuah pembicaraan yang hangat antar dua individu yang asyik dengan analisisnya. Ya dua sisi tersebut adalah sisi baik dan sisi buruk, dalam ruang lingkup apapun pasti ada yang namanya baik dan buruk tanpa terkecuali pemuda Indonesia sekalipun.
FENOMENA REMAJA DAN PEMUDA
Boleh sedikit mengambil cuplikan dari keyword yang penulis search di mesin pencarian google “ umur pelaku begal di Indonesia “ sebuah keyword sederhana yang menampilkan 263.000 pencarian dalam kurung 0,39 detik sungguh membuat kita tercengang, lihat saja pada paragraf pertama google ada artikel yang berjudul “ Penanganan palaku begal dibawah umur harus berbeda “ kemudian disusul “ Ini penyebab anak jadi pelaku begal “ dan seterusnya adalah berita yang serupa menerangkan tentang keprihatinan begal serta umur dari pelaku begal itu sendiri.
Berapa rata-rata usia dari pelaku begal tersebut. Oh, beragam ada yang 15, 16, 17, 19,22, 25 sampai yang sudah mau tuapun ada, akan tetapi jika di kelompokkan maka kita bisa mengambil sebuah kesimpulan rata-rata pelaku begal berumur kisaran antara 15 sampai 25 tahun. Miris bukan, masa ini adalah masa-masa remaja dan muda dimana masa transisi untuk mencari jati diri akan keingintahuan serta kebanggaan. Begal adalah salah satu realitas sebagian pemuda Indonesia yang sama sekali tak layak ditiru, sebuah realitas yang menggambarkan akan jebloknya nilai-nilai Pancasila dan norma pada kader bangsa ini, akan tetapi bukan hanya sebatas begal saja, banyak hal-hal lain yang menggambarkan realitas sebagai pemuda Indonesia, seperti sering berkata jorok, entah itu dari kalangan anak setingkat SD sampai dengan perguruan tinggi yang telah menyandang Mahasiswa, sebuah perbuatan yang simpel untuk di lakukan tanpa memberikan nilai kesalahan pada diri sendiri, akan tetapi dengan perkataan tersebut sedikit mencerminkan nilai akan kepribadian pemuda di Indonesia ini. Lalu apa yang salah dengan pemuda-pemuda ini, tak ada yang salah, hanya saja kita kurang mengerti akan perilaku dan nilai norma didalam hati sana, juga turut terkikisnya nilai kesopanan dan rasa bersalah dalam diri.
Dan lagi sebagian pemuda jauh dari ciri-ciri keperkasaan bangsa ini, bukan satu dua perilaku yang mencerminkan negatifnya pemuda, tapi puluhan, bisa jadi itu ribuan, apa saja itu, kita sendiri bisa menerang jauh kedalam diri kita apa saja sifat dan perilaku itu. Mungkin saja itu pergaulan bebas, bisa saja itu perkelahian, bisa itu gaya hidup mewah, miras, dan sebagainya. Baik dan buruknya sebuah perilaku ada faktor yang bisa dijadikan bahan acuan kenapa realitas sebagian pemuda Indonesia bisa menjadi negatif, penulis menyadari bahwa lingkungan dan dunia luar adalah yang paling utama. Tak bisa disanggah dan tak bisa di elak bahwa dunia semakin terbuka, pesatnya dunia IT ( Informasi Teknologi ) memberikan beberapa dampak, salah satunya adalah keterbukaan akan informasi, masa muda adalah masa transisi untuk mencari kesenangan dan jati diri, berpikir pendek dan cenderung mudah untuk di provokasi. Sosial media contohnya, adalah tempat lahirnya berbagai informasi yang tidak bersahabat, sebuah informasi negatif yang dibaca bisa menjadi ide untuk mereka melakukan kejahatan yang serupa layaknya dalam sebuah berita, karena kita tahu bahwa jiwa remaja dan pemuda mudah memutuskan berbuat sesuatu tanpa berpikir panjang. “ Terkadang fasilitas yang tidak tepat memberikan dampak yang lambat berdampak “ .
Banyak sekali faktor yang disebabkan lingkungan dan keterbukaan informasi ini, salah satunya adalah narkoba. Tentunya kita tahu bahwa penyebab kerusakan moral kalangan remaja dan pemuda yang menjadi perbincangan Pemerintah dan masyarakat setiap tahunnya adalah masalah Narkoba. Narkoba telah menghantui bukan hanya di masyarakat perkotaan. Tetapi, Narkoba telah masuk lebih jauh ke pedesaan. Korbannya adalah remaja dan pemuda yang selalu ingin mencoba yang baru. Bahkan, Narkoba telah masuk ke kalangan anak SD. Tetapi, perlu ditekankan adalah bukan salah kemajuan teknologinya, melainkan salah dalam penggunaannya (human error). Selain narkoba juga ada Minuman keras (miras) yang telah menjadi trend dan budaya di kalangan remaja dan pemuda. Tindakan lain yang mampu merusak moral remaja dan pemuda adalah pergaulan bebas yang tidak terkendali. Hubungan yang terlalu jauh menyebabkan hubungan remaja dan pemuda seperti hubungan suami istri. Tanpa ikatan pernikahan yang disahkan oleh lembaga yang berwenang. Dan berbagai macam hal sisi negatif pemuda Indonesia.
Bapak presiden pertama kita pernah berkata “ “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia” pemuda yang perkasa adalah tombak sejarah untuk masa depan, untuk Indonesia mendatang yang cerah tergantung dari sumber daya manusia masa kini. Oleh sebab itu, usaha untuk perbaikan kerusakan moral di kalangan remaja dan pemuda harus dilakukan sejak dini. Tugas ini merupakan kerja sama yang luar biasa antar Pemerintah dari tingkat pusat sampai daerah, seluruh stakeholders yang berkompeten dan peduli, serta masyarakat di seluruh lapisan. Pemerintah hendaknya semakin gencar mensosialisakian akan kenakalan remaja serta pemuda kepada para remaja dan pemuda secara berkesinambungan sampai ke tingkat RT/RW. Tokoh-tokoh masyarakat pun hendaknya memberikan contoh yang terbaik terhadap warganya. Apalagi, tokoh agama juga sesering mungkin memberikan siraman rohani agar warga timbul rasa sayang terhadap kadar keimanan mereka. Mereka berpikir ulang untuk melakukan tindakan yang bisa merusak moral di kalangan remaja dan pemuda. Para orang tua dan guru juga lebih memberikan perhatian penuh, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Namun, tugas yang paling penting adalah orang tua dan masyarakat sekitarnya yang berperan penting dalam mengontrol dan mengawasi remaja dan pemuda kita.
Memberikan pemahaman terhadap remaja dan pemuda tentang pendekatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa akan memberikan kenyamanan dalam melakukan tindakan yang benar. Oleh sebab itu, baik kalangan guru di sekolah maupun orang tua di rumah harus secara rutin dan berkesinambungan memberikan pemahaman (konseling) tentang bahaya yang ditimbulkan oleh tindakan yang merusak moral remaja dan pemuda. Mereka harus rajin mengadakan pendekatan tentang masalah yang dihadapi oleh remaja dan pemuda kita. Selanjutnya, melakukan pencegahan atau penanganan secara langsung untuk mencegah dampak negatif yang luar biasa. Karena, remaja dan pemuda kita biasanya merasa malu atau takut tentang masalah yang sedang dihadapi, seperti: masalah pacaran, masalah di sekolah atau pergaulan sosial dan lain-lain. Jadi konsepnya, hubungan yang dekat antara remaja dan pemuda dengan guru atau orang tua akan mencairkan suasana tegang (galau). Para remaja dan pemuda yang mempunyai sikap terbuka dengan permasalahannya akan semakin mudah memberikan pengarahan ke arah masa depannya. Kondisi inilah yang mampu menyebabkan remaja dan pemuda menelurkan prestasi yang luar biasa. Bukankah, prestasi dari remaja dan pemuda adalah harapan kita. Jadi, mari kita bersama-sama memberikan perhatian penuh terhadap remaja dan pemuda kita untuk menjauhkan dari kerusakan moral.
PEMUDA SENTRAL NEGARA
Pemuda Indonesia diminta untuk terus bisa memacu diri, menjadi generasi yang baik untuk masa yang akan datang, banyak hal yang bisa menjadikan seorang pemuda yang berguna bagi sebuah bangsa dan negara karena kita sadari bahwa pemuda adalah tonggak penggerak utama dalam perkembangan sejarah bangsa Indonesia. Pemuda memiliki peran sentral dalam perjuangan membangun bangsa, baik perjuangan fisik maupun diplomasi dengan intelektualitas dan organisasi sosial politik yang dimilikinya.
Tanpa adanya pergerakan dan perjuangan dari pemuda, saat ini mungkin bangsa kita belum merdeka. Tentu saja pernyataan tersebut sama sekali tidak bermaksud mengecilkan peran dari para pejuang kemerdekaan lainnya yang pada saat itu sudah tidak termasuk dalam golongan “muda”. Banyak peristiwa yang menegaskan bahwa pemuda memiliki peran sentral dalam membangun bangsa. Sumpah pemuda adalah salah satu contoh sentral pemuda dan bentuk semangat muda yang mampu membangun negeri dengan nilai-nilai positif, dengan semangat kemudaan dalam mempersatukan organisasi, yang pada akhirnya lahirlah sumpah pemuda.
Sumpah pemuda yang lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada peristiwa tersebut dapat dilihat bahwa para pemuda tidak hanya memiliki idealisme dan semangat juang yang tinggi namun juga memiliki inisiatif, intelektualitas dan pemikiran yang kritis tentang bagaimana memajukan bangsa yang dalam hal ini merupakan upaya dalam mempersatukan bangsa. Pada peristiwa tersebut para pemuda merumuskan dan mengikrarkan sebuah sumpah yang mampu menyatukan nusantara. Mungkin apabila saat itu para pemuda tidak mengikrarkan sumpah pemuda, bangsa kita saat ini belum menjadi satu bangsa dan mungkin saja kita belum memiliki satu bahasa yang dapat menjadi pemersatu bangsa ini. Sekali lagi, dari peristiwa tersebut terlihat peran pemuda yang begitu sentral dalam perjuangan membangun bangsa, baik perjuangan secara fisik maupun diplomasi.
Ya, banyak hal yang bisa dilakukan oleh pemuda demi bangsa dan negara Indonesia ini, berperilaku yang baik, menorehkan prestasi, taat terhadap norma agama dan selaras dengan nilai-nilai Pancasila adalah hal-hal yang membanggakan bagi seorang pemuda, selaras dengan semangat dan sejarah sumpah pemuda baiknya seorang pemuda mempunyai nilai-nilai inteletual akan pemikiran bagaimana memajukan bangsa dengan menorehkan ide dan semangat serta prestasi akan kebanggaan Indonesia.
PENUTUP
Fenomena akan sisi negatif pemuda, serta sisi pemuda yang mampu membangun negeri dengan semangat dan pemikiran intelektualitasnya adalah dua sisi yang sangat berbeda, layaknya sebuah balok yang mempunyai sisi-sisi yang berbeda akan tersatukan dengan sekeping balok itu sendiri, Indonesia layaknya balok tersebut dan sisi demi sesi adalah sebuah hal-hal yang saling bertentangan baik itu positif maupun negatif. Indonesia, bagaimanapun setiap sisi akan bisa disatukan jika orang-orang mau bekerja disetiap lininya, tak hanya sekedar bercerita dan berkoar-koar tentang carut marut Indonesia, tapi turut andil menciptakan sebuah negara yang kondusif tanpa ada sisi lain yang retak. Ya, apalah arti sebuah pesan jika hanya didengar telinga tanpa ada tindakan nyata yang mampu mengubahnya, layaknya sebuah mimpi yang hanya diceritakan kepada orang lain sementara waktu. Lain waktu ia akan terlupakan lalu ia bermimpi kembali, kemudian cerita berubah dan terulang kembali.
Sumber: Copas dari Cuap - Cuap Bung Albar
Berbicara tentang pemuda dan realitas Indonesia, rasanya bukan perkara ringan untuk diajak ngobrol santai, banyak hal yang bisa dilihat. Dan kemudian banyak hal yang bisa dibicarakan, paling tidak ada dua sisi yang bisa di angkat menjadi sebuah pembicaraan menarik. Baik itu saat diskusi antar forum, atau bahkan bisa menjadi sebuah pembicaraan yang hangat antar dua individu yang asyik dengan analisisnya. Ya dua sisi tersebut adalah sisi baik dan sisi buruk, dalam ruang lingkup apapun pasti ada yang namanya baik dan buruk tanpa terkecuali pemuda Indonesia sekalipun.
FENOMENA REMAJA DAN PEMUDA
Boleh sedikit mengambil cuplikan dari keyword yang penulis search di mesin pencarian google “ umur pelaku begal di Indonesia “ sebuah keyword sederhana yang menampilkan 263.000 pencarian dalam kurung 0,39 detik sungguh membuat kita tercengang, lihat saja pada paragraf pertama google ada artikel yang berjudul “ Penanganan palaku begal dibawah umur harus berbeda “ kemudian disusul “ Ini penyebab anak jadi pelaku begal “ dan seterusnya adalah berita yang serupa menerangkan tentang keprihatinan begal serta umur dari pelaku begal itu sendiri.
Berapa rata-rata usia dari pelaku begal tersebut. Oh, beragam ada yang 15, 16, 17, 19,22, 25 sampai yang sudah mau tuapun ada, akan tetapi jika di kelompokkan maka kita bisa mengambil sebuah kesimpulan rata-rata pelaku begal berumur kisaran antara 15 sampai 25 tahun. Miris bukan, masa ini adalah masa-masa remaja dan muda dimana masa transisi untuk mencari jati diri akan keingintahuan serta kebanggaan. Begal adalah salah satu realitas sebagian pemuda Indonesia yang sama sekali tak layak ditiru, sebuah realitas yang menggambarkan akan jebloknya nilai-nilai Pancasila dan norma pada kader bangsa ini, akan tetapi bukan hanya sebatas begal saja, banyak hal-hal lain yang menggambarkan realitas sebagai pemuda Indonesia, seperti sering berkata jorok, entah itu dari kalangan anak setingkat SD sampai dengan perguruan tinggi yang telah menyandang Mahasiswa, sebuah perbuatan yang simpel untuk di lakukan tanpa memberikan nilai kesalahan pada diri sendiri, akan tetapi dengan perkataan tersebut sedikit mencerminkan nilai akan kepribadian pemuda di Indonesia ini. Lalu apa yang salah dengan pemuda-pemuda ini, tak ada yang salah, hanya saja kita kurang mengerti akan perilaku dan nilai norma didalam hati sana, juga turut terkikisnya nilai kesopanan dan rasa bersalah dalam diri.
Dan lagi sebagian pemuda jauh dari ciri-ciri keperkasaan bangsa ini, bukan satu dua perilaku yang mencerminkan negatifnya pemuda, tapi puluhan, bisa jadi itu ribuan, apa saja itu, kita sendiri bisa menerang jauh kedalam diri kita apa saja sifat dan perilaku itu. Mungkin saja itu pergaulan bebas, bisa saja itu perkelahian, bisa itu gaya hidup mewah, miras, dan sebagainya. Baik dan buruknya sebuah perilaku ada faktor yang bisa dijadikan bahan acuan kenapa realitas sebagian pemuda Indonesia bisa menjadi negatif, penulis menyadari bahwa lingkungan dan dunia luar adalah yang paling utama. Tak bisa disanggah dan tak bisa di elak bahwa dunia semakin terbuka, pesatnya dunia IT ( Informasi Teknologi ) memberikan beberapa dampak, salah satunya adalah keterbukaan akan informasi, masa muda adalah masa transisi untuk mencari kesenangan dan jati diri, berpikir pendek dan cenderung mudah untuk di provokasi. Sosial media contohnya, adalah tempat lahirnya berbagai informasi yang tidak bersahabat, sebuah informasi negatif yang dibaca bisa menjadi ide untuk mereka melakukan kejahatan yang serupa layaknya dalam sebuah berita, karena kita tahu bahwa jiwa remaja dan pemuda mudah memutuskan berbuat sesuatu tanpa berpikir panjang. “ Terkadang fasilitas yang tidak tepat memberikan dampak yang lambat berdampak “ .
Banyak sekali faktor yang disebabkan lingkungan dan keterbukaan informasi ini, salah satunya adalah narkoba. Tentunya kita tahu bahwa penyebab kerusakan moral kalangan remaja dan pemuda yang menjadi perbincangan Pemerintah dan masyarakat setiap tahunnya adalah masalah Narkoba. Narkoba telah menghantui bukan hanya di masyarakat perkotaan. Tetapi, Narkoba telah masuk lebih jauh ke pedesaan. Korbannya adalah remaja dan pemuda yang selalu ingin mencoba yang baru. Bahkan, Narkoba telah masuk ke kalangan anak SD. Tetapi, perlu ditekankan adalah bukan salah kemajuan teknologinya, melainkan salah dalam penggunaannya (human error). Selain narkoba juga ada Minuman keras (miras) yang telah menjadi trend dan budaya di kalangan remaja dan pemuda. Tindakan lain yang mampu merusak moral remaja dan pemuda adalah pergaulan bebas yang tidak terkendali. Hubungan yang terlalu jauh menyebabkan hubungan remaja dan pemuda seperti hubungan suami istri. Tanpa ikatan pernikahan yang disahkan oleh lembaga yang berwenang. Dan berbagai macam hal sisi negatif pemuda Indonesia.
Bapak presiden pertama kita pernah berkata “ “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia” pemuda yang perkasa adalah tombak sejarah untuk masa depan, untuk Indonesia mendatang yang cerah tergantung dari sumber daya manusia masa kini. Oleh sebab itu, usaha untuk perbaikan kerusakan moral di kalangan remaja dan pemuda harus dilakukan sejak dini. Tugas ini merupakan kerja sama yang luar biasa antar Pemerintah dari tingkat pusat sampai daerah, seluruh stakeholders yang berkompeten dan peduli, serta masyarakat di seluruh lapisan. Pemerintah hendaknya semakin gencar mensosialisakian akan kenakalan remaja serta pemuda kepada para remaja dan pemuda secara berkesinambungan sampai ke tingkat RT/RW. Tokoh-tokoh masyarakat pun hendaknya memberikan contoh yang terbaik terhadap warganya. Apalagi, tokoh agama juga sesering mungkin memberikan siraman rohani agar warga timbul rasa sayang terhadap kadar keimanan mereka. Mereka berpikir ulang untuk melakukan tindakan yang bisa merusak moral di kalangan remaja dan pemuda. Para orang tua dan guru juga lebih memberikan perhatian penuh, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Namun, tugas yang paling penting adalah orang tua dan masyarakat sekitarnya yang berperan penting dalam mengontrol dan mengawasi remaja dan pemuda kita.
Memberikan pemahaman terhadap remaja dan pemuda tentang pendekatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa akan memberikan kenyamanan dalam melakukan tindakan yang benar. Oleh sebab itu, baik kalangan guru di sekolah maupun orang tua di rumah harus secara rutin dan berkesinambungan memberikan pemahaman (konseling) tentang bahaya yang ditimbulkan oleh tindakan yang merusak moral remaja dan pemuda. Mereka harus rajin mengadakan pendekatan tentang masalah yang dihadapi oleh remaja dan pemuda kita. Selanjutnya, melakukan pencegahan atau penanganan secara langsung untuk mencegah dampak negatif yang luar biasa. Karena, remaja dan pemuda kita biasanya merasa malu atau takut tentang masalah yang sedang dihadapi, seperti: masalah pacaran, masalah di sekolah atau pergaulan sosial dan lain-lain. Jadi konsepnya, hubungan yang dekat antara remaja dan pemuda dengan guru atau orang tua akan mencairkan suasana tegang (galau). Para remaja dan pemuda yang mempunyai sikap terbuka dengan permasalahannya akan semakin mudah memberikan pengarahan ke arah masa depannya. Kondisi inilah yang mampu menyebabkan remaja dan pemuda menelurkan prestasi yang luar biasa. Bukankah, prestasi dari remaja dan pemuda adalah harapan kita. Jadi, mari kita bersama-sama memberikan perhatian penuh terhadap remaja dan pemuda kita untuk menjauhkan dari kerusakan moral.
PEMUDA SENTRAL NEGARA
Pemuda Indonesia diminta untuk terus bisa memacu diri, menjadi generasi yang baik untuk masa yang akan datang, banyak hal yang bisa menjadikan seorang pemuda yang berguna bagi sebuah bangsa dan negara karena kita sadari bahwa pemuda adalah tonggak penggerak utama dalam perkembangan sejarah bangsa Indonesia. Pemuda memiliki peran sentral dalam perjuangan membangun bangsa, baik perjuangan fisik maupun diplomasi dengan intelektualitas dan organisasi sosial politik yang dimilikinya.
Tanpa adanya pergerakan dan perjuangan dari pemuda, saat ini mungkin bangsa kita belum merdeka. Tentu saja pernyataan tersebut sama sekali tidak bermaksud mengecilkan peran dari para pejuang kemerdekaan lainnya yang pada saat itu sudah tidak termasuk dalam golongan “muda”. Banyak peristiwa yang menegaskan bahwa pemuda memiliki peran sentral dalam membangun bangsa. Sumpah pemuda adalah salah satu contoh sentral pemuda dan bentuk semangat muda yang mampu membangun negeri dengan nilai-nilai positif, dengan semangat kemudaan dalam mempersatukan organisasi, yang pada akhirnya lahirlah sumpah pemuda.
Sumpah pemuda yang lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada peristiwa tersebut dapat dilihat bahwa para pemuda tidak hanya memiliki idealisme dan semangat juang yang tinggi namun juga memiliki inisiatif, intelektualitas dan pemikiran yang kritis tentang bagaimana memajukan bangsa yang dalam hal ini merupakan upaya dalam mempersatukan bangsa. Pada peristiwa tersebut para pemuda merumuskan dan mengikrarkan sebuah sumpah yang mampu menyatukan nusantara. Mungkin apabila saat itu para pemuda tidak mengikrarkan sumpah pemuda, bangsa kita saat ini belum menjadi satu bangsa dan mungkin saja kita belum memiliki satu bahasa yang dapat menjadi pemersatu bangsa ini. Sekali lagi, dari peristiwa tersebut terlihat peran pemuda yang begitu sentral dalam perjuangan membangun bangsa, baik perjuangan secara fisik maupun diplomasi.
Ya, banyak hal yang bisa dilakukan oleh pemuda demi bangsa dan negara Indonesia ini, berperilaku yang baik, menorehkan prestasi, taat terhadap norma agama dan selaras dengan nilai-nilai Pancasila adalah hal-hal yang membanggakan bagi seorang pemuda, selaras dengan semangat dan sejarah sumpah pemuda baiknya seorang pemuda mempunyai nilai-nilai inteletual akan pemikiran bagaimana memajukan bangsa dengan menorehkan ide dan semangat serta prestasi akan kebanggaan Indonesia.
PENUTUP
Fenomena akan sisi negatif pemuda, serta sisi pemuda yang mampu membangun negeri dengan semangat dan pemikiran intelektualitasnya adalah dua sisi yang sangat berbeda, layaknya sebuah balok yang mempunyai sisi-sisi yang berbeda akan tersatukan dengan sekeping balok itu sendiri, Indonesia layaknya balok tersebut dan sisi demi sesi adalah sebuah hal-hal yang saling bertentangan baik itu positif maupun negatif. Indonesia, bagaimanapun setiap sisi akan bisa disatukan jika orang-orang mau bekerja disetiap lininya, tak hanya sekedar bercerita dan berkoar-koar tentang carut marut Indonesia, tapi turut andil menciptakan sebuah negara yang kondusif tanpa ada sisi lain yang retak. Ya, apalah arti sebuah pesan jika hanya didengar telinga tanpa ada tindakan nyata yang mampu mengubahnya, layaknya sebuah mimpi yang hanya diceritakan kepada orang lain sementara waktu. Lain waktu ia akan terlupakan lalu ia bermimpi kembali, kemudian cerita berubah dan terulang kembali.
Sumber: Copas dari Cuap - Cuap Bung Albar
Comments
Post a Comment