Hari ini sudah banyak tugas menunggu untuk dikerjakan salah satunya membagikan zakat. Sebelum aku mulai berangkat ada beberapa pekerjaan rumah yang harus dikerjakan dahulu yaitu mencuci baju-baju yang sudah menumpuk dan meninggalkan aroma yang tak sedap.
Akhirnya selesai juga jobnya., sekarang tinggal membersihkan diri dan memanjakan tubuh ini dengan guyuran air segar yang mengucur deras melalui keran. Subhanallah tubuh ini berasa menggigil dan bergetar yang hebat seakan diterjang badai topan juga diguncang oleh gempa tektonik.
Selesai mandi bergegas kuambil ember yang berisi cucian baju lalu dengan sigap kujemur berjejer rapi di bawah teriknya matahari yang panas ini. Berharap cuacanya akan tetap statis sehingga baju yang selayaknya dapat dipakai besok saat sholat Id, maklum baju only one.
Alhamdulillah, PR sudah siap. Terlebih lagi jam sudah menunjukkan pukul 09:10, eum mangkir dari scedule ni jadi tak enak ati buat abah nunggu. Mudah-mudahan belum datang coz gak enak ati aja ni klw abah dag nunggu trus dikira nanti gak datang lagi, kacau. -_-#
Akhirnya sampai Juga di tempat tugas. Pemberian Zakat pun dimulai, meski di lain sisi aku merasa risih dan juga naerveous. Gimana tidak, coba deh kamu bayangin "disekitar kamu sudah berkerumun ibu-ibu , bapak-bapak dan juga beberapa anak-anak kecil maupun remaja dalam siaga satu hendak merebut amplop yang kupegang. Semua terbagi meskipun ada beberapa insiden kecil yaitu nama mereka yang merasa sudah menyerahkan tapi tidak terdaftar. Sempat aku bingung tapi alhamdulillah abah tiba dan masalah yang muncul silih berganti terselesaikan satu persatu. Ternyata menjadi derma saja tidak cukup, harus memiliki rasa ikhlas tidak mudah marah tetapi juga harus sabar dalam menghadapi mereka. Inilah pengalaman yang kuperoleh di tahun kedua Ramadhan dan semoga menjadi bekal awal mula aku bangun dan menatap masa depan.
Comments
Post a Comment