Dari kacamata jurnalistik gaya Indonesia, headline The Strait Times edisi 23 Desember 2015 ini "asu tenan". Masak ngobrolin tentang sepeda angin? Orang Jawa biasa menyebut sepeda onthel atau sepeda pancal (=dipancal, dikayuh, ditendang, dijejak). 'Apa tidak ada pilihan headline lain yang lebih menjual?' demikianlah kira-kira pikiran kebanyakan jurnalis gaya Indonesia seperti saya yang terbiasa menyuguhkan berita-berita"hebat"; bo mbastis, heroik, berdarah-darah, atau gaduhnya polemik politik. Ketika sebuah masyarakat sudah menganggap kematian dan tragedi sudah seperti hidangan pencuci mulut, dan tipudaya telah menjadi halal; memang tidak ada yang lebih menarik ketimbang sarapan pagi dengan menonton/membaca berita paling gemuruh. Pagi itu saya mencomot koran dari depan pintu. Lalu, sambil beol pagi, saya baca headline yang "asu tenan" itu, dan berusaha memulung sesuatu yang baik yang bisa saya bagikan pada kawan-kawan Facebook s...