Hidup memang seperti air yang mengalir dari hulu ke hilir terus berlanjut dengan lika-liku yang dilalui bermacam-macam. Itulah kenyataan hidup, kebanyakan orang yang berada di bawah ingin naik ke atas akan tetapi setelah di atas ia lupa akan orang-orang yang di bawahnya. Alangkah naifnya dunia ini tapi itulah kenyataannya. Beberapa minggu ini aku baru menyadari ada sesuatu yang berbeda. Semula yang rajin sedikit demi sedikit menjadi malas, apalagi menyangkut ibadah sholat beberapa bulan terakhir aku mangkir. Terkadang sadar kemudian khilaf lagi meninggalkan begitu saja dan bersalahku tak digubris. Baru-baru ini menyangkut soal pekerjaan hak dan tanggung jawab yang sudah dibagi masing-masing mengalami problem karena kurangnya koordinasi dan komunikasi yang baik antar pekerja. Semua orang memiliki hati dan hati itu memiliki rasa yang jika tidak nyaman, aman maka pikiran negatif yang meracuni pikiran. Lebih dari itu ada makian dan dongkolku semakin menjadi. Lalu beberapa jam kemudian berucaplah "kalau seperti ini terus bisa habis hatiku", terbesit dipiranku keinginan untuk lebih baik dengan melanjutkan pendidikanku.
Perubahan, itulah kata yang mudah diucapkan tetapi dalam kehidupan nyata sulit untuk diterapkan. Diambil dari keseharian beberapa rekan, sahabat dan saudara memberikan sebuah kata-kata atau banyak bicara yang muluk-muluk banyak keinginan dilain sisi tidak ada gerakan dan kesemuanya tinggal hanya kenangan belaka saja. Dalam bergaul atau sekedar ngobrol atau sedang sibuk sendiri kata-kata yang kurang pantas seperti anjr*t sering terlontar, sampai-sampai oleh kakak sendiri aku ditegur 'koq suka banget ngomong kotor! Nggak ada kata lain apa'. Akupun tersadar, iya-iya mengapa aku bisa seperti ini ya. Flashback beberapa pekan yang telah terlewati seperti ibadahku yang mulai bolong bisa jadi mempengaruhi atau alat pengendali diri yang menekan menjadi lemah dan berkurang sehingga kata-kata yang seharusnya tidak pantas keluar akhirnya berucap. Sadarku semua telah terlambat, akan tetapi dengan kita sadar itu menandakan bahwa kita masih diingatkan oleh Allah Aza Wa Jalla agar kita bisa merubah diri menuju jalan yang lebih baik pastinya dengan perubahan besar atau kecilnya yang penting ada usaha ke arah sana yaitu perubahan diri.
Perubahan, itulah kata yang mudah diucapkan tetapi dalam kehidupan nyata sulit untuk diterapkan. Diambil dari keseharian beberapa rekan, sahabat dan saudara memberikan sebuah kata-kata atau banyak bicara yang muluk-muluk banyak keinginan dilain sisi tidak ada gerakan dan kesemuanya tinggal hanya kenangan belaka saja. Dalam bergaul atau sekedar ngobrol atau sedang sibuk sendiri kata-kata yang kurang pantas seperti anjr*t sering terlontar, sampai-sampai oleh kakak sendiri aku ditegur 'koq suka banget ngomong kotor! Nggak ada kata lain apa'. Akupun tersadar, iya-iya mengapa aku bisa seperti ini ya. Flashback beberapa pekan yang telah terlewati seperti ibadahku yang mulai bolong bisa jadi mempengaruhi atau alat pengendali diri yang menekan menjadi lemah dan berkurang sehingga kata-kata yang seharusnya tidak pantas keluar akhirnya berucap. Sadarku semua telah terlambat, akan tetapi dengan kita sadar itu menandakan bahwa kita masih diingatkan oleh Allah Aza Wa Jalla agar kita bisa merubah diri menuju jalan yang lebih baik pastinya dengan perubahan besar atau kecilnya yang penting ada usaha ke arah sana yaitu perubahan diri.
Comments
Post a Comment